Minggu, 09 Oktober 2016

LIMA ELANG





RESENSI

KATEGORI     : FILM
OLEH               :

Yanis Ratma Ningtias   
K5416068





RESENSI FILM LIMA ELANG
 

IDENTITAS :
Produser           :    Shanty Harmayn,Salman Aristo dan Kemal Arsjad                       
Sutradara          :    Rudi Soejarwo
Produksi           :    SBO Film
Durasi              :    88 Menit
Pemeran           :
Bastian Bintang 
                           Iqbal Diafakhri     
                           Teuku  Rizky 
                           Monica Sayangbati
                           Christoffer Nelwan
                             


Penulis             :    Salman Aristo
Negara             :    Indonesia
Tahun Rilis      :    25 Agustus 2011

        Film ini berawal dengan menjelang kepindahan Baron dari Jakarta. Cerita berlanjut ketika Baron telah pindah ke Balikpapan. Saat pertama kali masuk sekolah Baron bertemu dengan Rusdi dan melihatnya dengan sinis dari awal sehingga kentara sekali bila Baron ada hubungan dengan Rusdi. Hal ini membuat kelanjutan cerita dapat ditebak Baron sebagai murid pindahan tidak mau membuka diri dengan sekitar dan mendapat ledekan dari teman sekelas.
kepindahan Baron bertepatan dengan kontingen penggalang SDnya yang akan mengikuti perkemahan  bersama dengan anggota  lainnya meskipun Baron memiliki tujuan terselubung untuk mengikuti pameran mobil RC. Di perkemahan, mereka bertemu dengan Sindai yang bergabung dengan mereka saat mencari markas bintang.
Ditengah perjalanan terjadi perbedaan pendapat yang menyebabkan dua kubu yakni Baron,Aldi,Sindai yang ingin kembali ke Balikpapan dan tidak menyelesaikan kemah  dan Rusdi dan Anton yang tetap optimis akan melanjutkan kemah. Akhirnya mereka menuju ke jalannya sendiri. Namun  naas, Rusdi dan Anton  tertangkap oleh penculik. Sedangkan Baron memutuskan untuk kembali melanjutkan kemah, Aldi dan Baron pun mengikutinya. Klimaks terjadi saat Baron,Aldi dan Sindai berusaha menyelamatkan Rusdi dan Anton. Akhirnya mereka menyebut diri mereka dengan sebutan 5 Elang.
 
KELEBIHAN  :
        Pelajaran moral saat Baron berbaik hati menolong anak lain dengan mengambilkan balon yang tersangkut di antenna diatas rumah yang bahkan merelakan salah satu perangkat mobil RC nya.
Mengajarkan budaya Go-Green saat peran Rusdi mengatakan,”maaf,kertasnya kecil. Penghematan buat pohon”
Cerita film ini singkat,tidak bertele-tele sehingga mudah dicerna oleh anak-anak. Karena memang  film ini memang didedikasikan untuk keluarga.
Akting pemain yang bagus dan tampak natural
Pemeran utamanya yaitu CJR  memiliki banyak fans,yang tentu saja menjadi pemicu popularitas film ini.

KEKURANGAN :
        Terlihat banyak siswa yang tidak memakai dasi sedangkan peran Rusdi menggunakan dasi. Karena film ini dinikmati oleh semua kalangan,para pelajar yang melihat film ini dapat mencontoh untuk tidak memakai dasi. Apalagi saat peran Aldi bertanya kepada Rusdi tentang keikutsertaan SD Matahari dalam perkemahan ( menit 11 detik 42 ),dasi Aldi terlihat tergantung di kantung dadanya,Hal ini tentu kurang sopan. Hal kurang sopan terjadi lagi pada menit 13 detik 25 saat Rusdi memperkenalkan Anton ke kakak Pembina,terlihat Anton sedang mengunyah didepan kakak Pembina  sambil berdiri pula.
        Saat peran Rusdi dan Baron sedang berjalan berdua ,terlihat ketidak stabilan kamera yang menyebabkan kurang berkesinambungan  antara gerakan menit 14,36 dan 14,37 yang memiliki latar pintu. Ketidakstabilan juga sering terjadi disepanjang film. Saat scene lomba tarik tambang.sebagian besar anak pramuka telah melepas tas,namun sebagian lagi belum. Hal ini menyebabkan kesan bahwa yang belum melepaskan tas itu terlambat atau baru datang. Apalagi ditengah lomba terdapat beberapa anak dan kakak Pembina berlari untuk melihat lomba setelah lomba selesai,mereka membubarkan diri tanpa komando. Hal ini tentunya bukan sikap seorang kader pandu pramuka yang sebenarnya melainkan mungkin sang penulis masih terngiang oleh sifat sebagian rakyat Indonesia itu seperti itu atau mungkin sang penulis bukanlah anak pandu pramuka atau bahkan tidak mengamati tentang identitas pramuka
     Saat Baron telah menemukan perkotaan ada sedikit hal yang menurut saya lucu. Menjelang Baron memutuskan untuk kembali mengikuti perkemahan,setelah ditampakkan buku jurnal Rusdi. Ditampakkan view kota yang luas. Saya curiga,keputusan Baron untuk kembali mengikuti perkemahan bukan pada saat scene regu harimau yang menancapkan bendera didalam lima bintang terlihat regu-tegu lain bertepuk tangan menyambut kedatangan mereka. Kalau mereka sudah berkumpul disana sedang regu harimau baru saja datang kenapa justru regu harimau yang menjadi pemenangnya ?

KESIMPULAN
       Menurut saya,film ini masih layak dikonsumsi keluarga. Saya mengapresiasi penulis yang berani memasukan tema dalam Pramuka meskipun  sutradara tidak berhasil membuat saya terpengaruh untuk semangat mengikuti Pramuka karena tidak ada penjelasan lebih lanjut dari penampilan visualnya. Terlebih dari semua akting para pemain  dapat menutupi kekurangan dari posisi pengambilan gambar yang kurang mengesankan padahal lokasinya indah. Saya mengucapkan terima kasih atas film “ 5 ELANG” yang telah membangkitkan film anak Indonesia.      


2 komentar: