RESENSI
KATEGORI : FILM
OLEH
:
Yanis Ratma Ningtias
K5416068
RESENSI FILM LIMA ELANG
IDENTITAS :
Produser : Shanty
Harmayn,Salman Aristo dan Kemal Arsjad
Sutradara : Rudi Soejarwo
Produksi : SBO Film
Durasi : 88 Menit
Pemeran : Bastian Bintang
Sutradara : Rudi Soejarwo
Produksi : SBO Film
Durasi : 88 Menit
Pemeran : Bastian Bintang
Iqbal
Diafakhri
Teuku Rizky
Monica
Sayangbati
Christoffer Nelwan
Christoffer Nelwan
Penulis : Salman Aristo
Negara : Indonesia
Tahun Rilis : 25 Agustus 2011
Negara : Indonesia
Tahun Rilis : 25 Agustus 2011
Film
ini berawal dengan menjelang kepindahan Baron dari Jakarta. Cerita berlanjut
ketika Baron telah pindah ke Balikpapan. Saat pertama kali masuk sekolah Baron
bertemu dengan Rusdi dan melihatnya dengan sinis dari awal sehingga kentara sekali
bila Baron ada hubungan dengan Rusdi. Hal ini membuat kelanjutan cerita dapat
ditebak Baron sebagai murid pindahan tidak mau membuka diri dengan sekitar dan
mendapat ledekan dari teman sekelas.
kepindahan Baron bertepatan dengan kontingen penggalang SDnya yang akan mengikuti perkemahan bersama dengan anggota lainnya meskipun Baron memiliki tujuan terselubung untuk mengikuti pameran mobil RC. Di perkemahan, mereka bertemu dengan Sindai yang bergabung dengan mereka saat mencari markas bintang.
kepindahan Baron bertepatan dengan kontingen penggalang SDnya yang akan mengikuti perkemahan bersama dengan anggota lainnya meskipun Baron memiliki tujuan terselubung untuk mengikuti pameran mobil RC. Di perkemahan, mereka bertemu dengan Sindai yang bergabung dengan mereka saat mencari markas bintang.
Ditengah
perjalanan terjadi perbedaan pendapat yang menyebabkan dua kubu yakni
Baron,Aldi,Sindai yang ingin kembali ke Balikpapan dan tidak menyelesaikan
kemah dan Rusdi dan Anton yang tetap
optimis akan melanjutkan kemah. Akhirnya mereka menuju ke jalannya sendiri.
Namun naas, Rusdi dan Anton tertangkap oleh penculik. Sedangkan Baron
memutuskan untuk kembali melanjutkan kemah, Aldi dan Baron pun mengikutinya.
Klimaks terjadi saat Baron,Aldi dan Sindai berusaha menyelamatkan Rusdi dan
Anton. Akhirnya mereka menyebut diri mereka dengan sebutan 5 Elang.
KELEBIHAN :
Pelajaran
moral saat Baron berbaik hati menolong anak lain dengan mengambilkan balon yang
tersangkut di antenna diatas rumah yang bahkan merelakan salah satu perangkat
mobil RC nya.
Mengajarkan
budaya Go-Green saat peran Rusdi mengatakan,”maaf,kertasnya kecil. Penghematan
buat pohon”
Cerita
film ini singkat,tidak bertele-tele sehingga mudah dicerna oleh anak-anak.
Karena memang film ini memang
didedikasikan untuk keluarga.
Akting
pemain yang bagus dan tampak natural
Pemeran
utamanya yaitu CJR memiliki banyak
fans,yang tentu saja menjadi pemicu popularitas film ini.
KEKURANGAN :
Terlihat
banyak siswa yang tidak memakai dasi sedangkan peran Rusdi menggunakan dasi.
Karena film ini dinikmati oleh semua kalangan,para pelajar yang melihat film
ini dapat mencontoh untuk tidak memakai dasi. Apalagi saat peran Aldi bertanya
kepada Rusdi tentang keikutsertaan SD Matahari dalam perkemahan ( menit 11
detik 42 ),dasi Aldi terlihat tergantung di kantung dadanya,Hal ini tentu
kurang sopan. Hal kurang sopan terjadi lagi pada menit 13 detik 25 saat Rusdi
memperkenalkan Anton ke kakak Pembina,terlihat Anton sedang mengunyah didepan
kakak Pembina sambil berdiri pula.
Saat
peran Rusdi dan Baron sedang berjalan berdua ,terlihat ketidak stabilan kamera
yang menyebabkan kurang berkesinambungan
antara gerakan menit 14,36 dan 14,37 yang memiliki latar pintu.
Ketidakstabilan juga sering terjadi disepanjang film. Saat scene lomba tarik
tambang.sebagian besar anak pramuka telah melepas tas,namun sebagian lagi
belum. Hal ini menyebabkan kesan bahwa yang belum melepaskan tas itu terlambat
atau baru datang. Apalagi ditengah lomba terdapat beberapa anak dan kakak
Pembina berlari untuk melihat lomba setelah lomba selesai,mereka membubarkan
diri tanpa komando. Hal ini tentunya bukan sikap seorang kader pandu pramuka
yang sebenarnya melainkan mungkin sang penulis masih terngiang oleh sifat
sebagian rakyat Indonesia itu seperti itu atau mungkin sang penulis bukanlah
anak pandu pramuka atau bahkan tidak mengamati tentang identitas pramuka
Saat
Baron telah menemukan perkotaan ada sedikit hal yang menurut saya lucu.
Menjelang Baron memutuskan untuk kembali mengikuti perkemahan,setelah
ditampakkan buku jurnal Rusdi. Ditampakkan view kota yang luas. Saya
curiga,keputusan Baron untuk kembali mengikuti perkemahan bukan pada saat scene
regu harimau yang menancapkan bendera didalam lima bintang terlihat regu-tegu
lain bertepuk tangan menyambut kedatangan mereka. Kalau mereka sudah berkumpul
disana sedang regu harimau baru saja datang kenapa justru regu harimau yang
menjadi pemenangnya ?
KESIMPULAN
Menurut
saya,film ini masih layak dikonsumsi keluarga. Saya mengapresiasi penulis yang
berani memasukan tema dalam Pramuka meskipun
sutradara tidak berhasil membuat saya terpengaruh untuk semangat
mengikuti Pramuka karena tidak ada penjelasan lebih lanjut dari penampilan
visualnya. Terlebih dari semua akting para pemain dapat menutupi kekurangan dari posisi
pengambilan gambar yang kurang mengesankan padahal lokasinya indah. Saya
mengucapkan terima kasih atas film “ 5 ELANG” yang telah membangkitkan film
anak Indonesia.
gak ada analisisnya ????
BalasHapus👁👄👁
BalasHapus