Minggu, 09 Oktober 2016

ASSALAMU'ALAIKUM BEIJING



RESENSI
KATEGORI :  FILM
OLEH          :
IBET NURBAITI
K5416028

Judul Film                   : Assalamu’alaikum Beijing
Sutradara                     : Guntur Soeharjanto
Penulis Naskah            : Alim Sudio
Pemeran                      :

  • 1.      Revalina S. Temat
  • 2.      Ibnu Jamil
  • 3.      Morgan Oey
  • 4.      Laudya Cynthia Bella
  • 5.      Desta
  • 6.      Ollyne Apple

Musik                          : Moving On
Tanggal Rilis               : 30 Desember 2014
Genre                          : Romantis keagamaan

Kisah berawal saat mendekati pernikahan Asmara (Asma) yang mendapatkan pengakuan dari sang calon suami Dewa, bahwa dia telah menghamili Anita rekan sekantornya. Asma terkejut mendengar kabar itu, tapi dia berusaha tegar dan mengikhlaskan. Dewa pun menikahi Anita. Asma pun pergi ke Beijing untuk merintis karier sebagai novelis dan penulis kolom sastra. Di Kota Tirai Bambu tersebut, Asma disambut sahabatnya, Sekar bersama suaminya, Ridwan. Asma pun akhirnya bekerja pada Koran edisi Bahasa Indonesia terbitan Tiongkok. Kolom yang ditulisnya “Assalamu’alaikum Beijing” cepat digemari dan menjadi kolom yang selalu dinantikan pembaca Koran.
            Ditengah aktivitasnya mencari inspirasi dan sumber tulisan di Beijing, pada suatu waktu, Asma bertemu dengan seorang pemuda lokal bernama Zhong-Wen di sebuah bus kota. Pertemuan berlanjut dan semakin akrab, pemuda tersebut memanggil Asma dengan panggilan Ashima, hal ini karena Zhong-Wen terkenang legenda di daerahnya. Akan tetapi, selagi hubungan mereka kian akrab, tiba-tiba Dewa yang sedang membaca Koran mendapati kolom Asma ”Assalamu’alaikum Beijing”. Dengan modal cintanya yang tetap terjaga untuk Asma, Dewa ingin menceraikan Anita yang telah melahirkan anaknya demi menikahi Asma.
            Di tengah keakraban Asma dengan Zhong-Wen, datanglah Dewa dengan niat menyampaikan maksud dan harapannya kepada Asma. Akan tetapi, Asma sudah terlanjur kecewa dan tidak mau mempedulikan Dewa karena baginya Dewa hanyalah masa lalu yang harusnya dilupakan saja. Dia tidak mau lagi hidupnya diganggu oleh Dewa. Meskipun demikian, Dewa tidak mau putus asa, dia tetap menaruh harapan melalui surat yang dititipkannya sebelum akhirnya memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Asma yang rencananya akan diajak Zhong-Wen untuk menyaksikan patung Ashima, tiba-tiba mendadak jatuh sakit dan memutuskan untuk kembali ke Jakarta untuk berobat. Dan ternyata Asma mengidap APS yang berakibat stroke fatal.
Zhong-Wen pun mendapat kabar bahwa Asma telah pulang ke Jakarta karena alasan ada urusan keluarga yang harus diselesaikan. Kesunyian pun dirasakan Zhong-Wen, sambil mengenang dan mencari tahu kabar Asma lewat email. Dia belajar Islam dan pada akhirnya mendapat hidayah dan memutuskan untuk menjadi seorang mualaf.
 Di Indonesia, Asma stroke dan saat tengah menjalani proses penyembuhan, Sekar datang menjenguknya dan memberikan semangat kepada Asma untuk sembuh. Percakapan kedua sahabat yang sedang melepas rindu tak sengaja pembicaraan mereka menyinggung tentang kabar Zhong-Wen. Asma berkilah bahwa dia tak pernah membuka emailnya. Dengan rasa penasaran, Sekar membuka email Asma dan mendapatkan email dari Zhong-Wen yang kemudian dibalasnya dengan undangan untuk mendatanginya di Indonesia.
            Bersama Ridwan, Zhong-Wen akhirnya datang ke rumah Asma yang secara bersamaan juga dengan kedatangan Dewa. Kedatangan Zhong-Wen disambut dengan penyakit Asma yang kambuh kembali. Kali ini penglihatan Asma tiba-tiba tidak berfungsi lagi, diapun segera dibawa ke rumah sakit. Dokter mengungkap bahwa penglihatan Asma masih bisa diatasi, tetapi dari penyakit tersebut Asma divonis tidak bisa berbicara. Dalam keadaan ini, Asma hamper frustasi dengan kisahnya bersama Zhong-Wen. Tetapi, Zhong-Wen sendiri bertekad untuk menjadikan Asma sebagai istrinya karena baginya Asma adalah jembatan baginya menemukan cahaya dan dia terlanjur jatuh cinta kepada Asma.
            Pernikahan pun dilaksanakan, Asma pun kembali ke Beijing untuk kedua kalinya dengan status sebagai istri Zhong-Wen. Mereka mengunjungi patung Ashima yang sempat tertunda karena penyakit Asma akhirnya terealisasikan. Mereka datang ke patung Ashima dengan penuh kebahagiaan sebagai pasangan suami istri. Dan pada akhirnya Asma mengandung anak dari Zhong-Wen yang telah mereka harapkan.








Kelebihan dan kekurangan :
A.    Kelebihan
Sebuah film yang sangat menginspirasi, mengisahkan tentang seorang perempuan yang sangat sholehah dan tegar mengahadapi ujian hidup yang dialaminya. Alur ceritanya menarik, ditambah lagi dengan keindahan kota Beijing dan acting para pemain yang dibintangi oleh actor, aktris yang sudah malang melintang di dunia perfilman. Film ini sangat berkualitas dan menginspirasi penontonnya. Film ini sangat cocok untuk kalian yang butuh motivasi untuk move on.
B.     Kekurangan
belum ada kelanjutan tentang cerita film tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar