RESENSI
KATEGORI : Video
OLEH :
Salahudin Jundi robani
K5416058
Detail Film One Piece Film : Gold (2016)
Judul : One Piece Film : Gold
Genre : Animation, Adventure
Sutradara : Hiroaki Miyamato
Penulis Skenario : Tsutomu Kuroiwa
Tanggal Rilis ; TBA September 2016 (Indonesia)
Negara : Japan
Bahasa Film : Japanese
Pengisi Suara : Mayumi Tanaka
One Piece Film: Gold adalah film yang berisik, over-the-top
dan hiperaktif. Ia mempunyai plot tentu saja, tapi hal tersebut hanyalah jalan
menuju klimaks yang berisi pertarungan panjang yang repetitif, predictable dan
meledak-ledak. Ini merupakan karakteristik dari kebanyakan anime shonen. Jika
anda tak begitu ngeklik dengan anime shonen, film ini takkan mengubah persepsi
anda. Film ini adalah film yang ditujukan untuk penggemar shonen, lebih tepat
lagi jika anda sudah familiar dengan One Piece. Leluconnya adalah
character-based yang akan lebih mengena jika anda familiar dengan karakternya.
Bagi yang mengikuti kisah One Piece, tentu tahu bahwa baik
kisah utama dalam manga/anime atau kisah samping dalam film layar lebarnya
selalu mengikuti pola yang sama. Cerita dibuka dengan grup bajak laut Topi
Jerami yang terdiri dari (manusia dengan kemampuan tak manusiawi): kapten Luffy
yang merupakan manusia karet, Zoro si ahli pedang, Sanji sang koki yang ahli
bertarung, Nami si navigator yang bisa memanipulasi cuaca dalam skala kecil,
Usopp si penembak jitu, ahli bahasa & sejarah Robin yang juga punya
kemampuan khusus, Brook si tengkorak berjalan, Franky si cyborg serta rusa yang
bisa bicara bernama Chopper. Mereka bertualang ke suatu wilayah, terlibat
dengan masalah politik/sosial disana dan diakhiri dengan pertarungan final
melawan penguasa lalim. Resep ini dipakai berulang-ulang. Namun di setiap arc,
sang penulis Eiichiro Oda selalu berhasil menemukan cara untuk membuatnya tetap
menarik bagi pembaca/penonton.
One Piece Film: Gold juga diciptakan dengan resep yang sama.
Kali ini, Luffy dkk berkunjung ke Gran Tesoro, kapal raksasa yang merupakan
kasino terbesar di dunia, yang saking besarnya hingga diakui oleh Pemerintah
Dunia sebagai sebuah negara independen. Semua fasilitas hiburan ada disana:
bar, hotel, restoran bahkan lapangan dan arena balap. Atraksi utamanya adalah
judi. Luffy dkk diberi pinjaman untuk berjudi oleh penguasa Gran Tesoro dan
mereka tampaknya bersenang-senang disana. Namun ada yang janggal. Kenapa mereka
dipinjamkan uang sebegitu besar? Ada apa dengan anak-anak kucel penjual bunga
di pinggir jalan? Ijinkan saya mengutip kalimat dari review saya mengenai
Detective Conan: The Darkest Nightmare: "sebagai penggemar, anda tentu
sudah tahu".
Setting mengijinkan filmnya untuk menampilkan palet warna
yang menyilaukan. Didominasi warna emas, latar belakang yang sebagian besar
dikreasi dengan CGI juga dihiasi dengan pendaran neon berwarna-warni. Adegan
pembuka adalah atraksi teatrikal yang menampilkan penari-penari seksi di atas
panggung raksasa. Bayangkan Las Vegas versi anime. Masing-masing kru Topi
Jerami juga mendapat kostum baru yang mencolok. Film ini merupakan salah satu
film One Piece dengan konsep terkuat secara visual.
Awal mula konflik adalah saat Luffy diajak ke ruang VIP
ditantang untuk bermain dadu oleh Tesoro, sang penguasa Gran Tesoro. Semua hal
lebay menjadi masuk akal dalam One Piece. Jadi jangan heran melihat dadu yang
berukuran besar dikocok oleh bandar dengan otot super. Ketika situasi menjadi
kacau, Luffy dkk tak bisa melawan karena Tesoro punya kuncian. Mereka terancam
terjebak selamanya di kapal tersebut.
Seperti biasa, di setiap kisah One Piece yang berkali-kali
membantah logika anda, terselip komentar sosial yang relevan dengan dunia
nyata. Disini ada dialog mengenai perbudakan dan penindasan kaum lemah oleh
golongan kelas atas yang pastinya disampaikan dengan blak-blakan. Ini mungkin
adalah plot device, namun relevansinya menjadi pas saat plot utama juga
berlatar di dunia hedon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar