Sabtu, 08 Oktober 2016

One Piece Film : Gold



RESENSI

KATEGORI : Video
OLEH :
Salahudin Jundi robani
K5416058

Detail Film One Piece Film : Gold (2016)
Judul : One Piece Film : Gold
Genre : Animation, Adventure
Sutradara : Hiroaki Miyamato
Penulis Skenario : Tsutomu Kuroiwa
Tanggal Rilis ; TBA September 2016 (Indonesia)
Negara : Japan
Bahasa Film : Japanese
Pengisi Suara : Mayumi Tanaka

One Piece Film: Gold adalah film yang berisik, over-the-top dan hiperaktif. Ia mempunyai plot tentu saja, tapi hal tersebut hanyalah jalan menuju klimaks yang berisi pertarungan panjang yang repetitif, predictable dan meledak-ledak. Ini merupakan karakteristik dari kebanyakan anime shonen. Jika anda tak begitu ngeklik dengan anime shonen, film ini takkan mengubah persepsi anda. Film ini adalah film yang ditujukan untuk penggemar shonen, lebih tepat lagi jika anda sudah familiar dengan One Piece. Leluconnya adalah character-based yang akan lebih mengena jika anda familiar dengan karakternya.

Bagi yang mengikuti kisah One Piece, tentu tahu bahwa baik kisah utama dalam manga/anime atau kisah samping dalam film layar lebarnya selalu mengikuti pola yang sama. Cerita dibuka dengan grup bajak laut Topi Jerami yang terdiri dari (manusia dengan kemampuan tak manusiawi): kapten Luffy yang merupakan manusia karet, Zoro si ahli pedang, Sanji sang koki yang ahli bertarung, Nami si navigator yang bisa memanipulasi cuaca dalam skala kecil, Usopp si penembak jitu, ahli bahasa & sejarah Robin yang juga punya kemampuan khusus, Brook si tengkorak berjalan, Franky si cyborg serta rusa yang bisa bicara bernama Chopper. Mereka bertualang ke suatu wilayah, terlibat dengan masalah politik/sosial disana dan diakhiri dengan pertarungan final melawan penguasa lalim. Resep ini dipakai berulang-ulang. Namun di setiap arc, sang penulis Eiichiro Oda selalu berhasil menemukan cara untuk membuatnya tetap menarik bagi pembaca/penonton.

 One Piece Film: Gold juga diciptakan dengan resep yang sama. Kali ini, Luffy dkk berkunjung ke Gran Tesoro, kapal raksasa yang merupakan kasino terbesar di dunia, yang saking besarnya hingga diakui oleh Pemerintah Dunia sebagai sebuah negara independen. Semua fasilitas hiburan ada disana: bar, hotel, restoran bahkan lapangan dan arena balap. Atraksi utamanya adalah judi. Luffy dkk diberi pinjaman untuk berjudi oleh penguasa Gran Tesoro dan mereka tampaknya bersenang-senang disana. Namun ada yang janggal. Kenapa mereka dipinjamkan uang sebegitu besar? Ada apa dengan anak-anak kucel penjual bunga di pinggir jalan? Ijinkan saya mengutip kalimat dari review saya mengenai Detective Conan: The Darkest Nightmare: "sebagai penggemar, anda tentu sudah tahu".

Setting mengijinkan filmnya untuk menampilkan palet warna yang menyilaukan. Didominasi warna emas, latar belakang yang sebagian besar dikreasi dengan CGI juga dihiasi dengan pendaran neon berwarna-warni. Adegan pembuka adalah atraksi teatrikal yang menampilkan penari-penari seksi di atas panggung raksasa. Bayangkan Las Vegas versi anime. Masing-masing kru Topi Jerami juga mendapat kostum baru yang mencolok. Film ini merupakan salah satu film One Piece dengan konsep terkuat secara visual.

Awal mula konflik adalah saat Luffy diajak ke ruang VIP ditantang untuk bermain dadu oleh Tesoro, sang penguasa Gran Tesoro. Semua hal lebay menjadi masuk akal dalam One Piece. Jadi jangan heran melihat dadu yang berukuran besar dikocok oleh bandar dengan otot super. Ketika situasi menjadi kacau, Luffy dkk tak bisa melawan karena Tesoro punya kuncian. Mereka terancam terjebak selamanya di kapal tersebut.

Seperti biasa, di setiap kisah One Piece yang berkali-kali membantah logika anda, terselip komentar sosial yang relevan dengan dunia nyata. Disini ada dialog mengenai perbudakan dan penindasan kaum lemah oleh golongan kelas atas yang pastinya disampaikan dengan blak-blakan. Ini mungkin adalah plot device, namun relevansinya menjadi pas saat plot utama juga berlatar di dunia hedon.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar