RESENSI
KATEGORI : NOVEL
OLEH
:
Luciana Fera Restuningsih
K5416031
GADIS KECIL DITEPI GAZA
JUDUL :
GADIS KECIL DITEPI GAZA
JENIS : NONFIKSI
PENGARANG : VANNY CHRISMA W.
EDITOR : ELIS WIDAYANTI
PENERBIT : DIVA PRESS
KOTA
TERBIT : JOGJAKARTA
TEBAL
HALAMAN : 343 HALAMAN
ISBN : 978-602-978-953-9
Seorang gadis kecil berusia 11 tahun
tinggal di kota Gaza bernama Palestine. Ayahnya yang pemberani, Yahded Haidar
merupakan seorang anggota pejuang hamas memberi nama seperti itu. Agar
Palestine tumbuh menjadi seorang gadis yang pemberani untuk memperjuangkan
nasib bangsa itu. Palestine jauh lebih menegerti tentang arti kehidupan dan
perjuangan yang sebenarnya dibandingkan dengan anal-anak lain seusianya.
Derita dan perjuangan palestine
dimulai sejak Israel melancarkan agresi militer pada tanggal 27 Desember 2008.
Sebuah rudal telang menghancurkan rumahnya
serta menewaskan Ibu dan dua saudaranya, Ahmeed dan Zaynab. Sedangkan
ayahnya sedang berjuan dengan Hamas untuk melawan Israel. Akibatnya, Palestune
menjadi sebatangkara dan harus tinggal di kamp pengungsian bersama korban
lainnya. Tanpa makan dan obat-obatan yang cukup, tidur bergelimpangan tanpa
selimut, dinginmenusuk hingga tulangnya. Tak hanya rumah, sekolahyang selama
ini menjadi tempatnya merajut impian pun hancur lebur di bombadir prajurit
tentara Israel. Hancur sudah impian dan harapannya menimba ilmu disekolah untuk
menjadi seorang gadis pelestina yang berguna dikemuadian hari.
Di kamp pengungsian Jabaliyah, Gaza,
ia bertemu dengan korban seusianya atau yang lebih tua darinya yang juga
kehilangan anggota keluarganya. Seorang remaja bernama Yanaan, yang juga telah
kehilangan keluarganya menaruh perhtian lebih pada Palestine yang terkenal kuat
dan gigih berjuang . Ia juga bertemu dengan Adeeba, gadis berusia 8 tahun yang
memiliki indera keenam dan dapat melihat masa depan, namun banyak yang tidak
mempercayai Adeeba dan malah menggapnya gila karena kehilangan Ibu. Hanya
Palestine dan Yanaan yang mempercayai idera keenam Adeeba.
Palestine ditembak oleh serdadu Israel di
bagian dadanya pada saat malakukan aksi pelemparan kotoran kuda yang dibentuk
menjadi seperti batu dikawasan perbatasan antara Gaza dan Israel. Hidupnya
semakin terpuruk, koma dirumah sakit tanpa ada keluarga yang menemani.Hanya
Yanaan dan Adeeba yang merawat di rumah sakit. Namun syukurlah, Ia berhasil
selamat setelah sadar dari komanya selama beberapa hari.
Sementara itu, Ayahnya Palestine
ditangkap dan disiksa hingga sekarat oleh tentara Israel. Tentara Israel memang
memperlakukan anggota pejuang Hamas yang tertangkap dengan sangat tidak
manusiawi. Tak hanya itu, wanita dan anak-anak yang tidak berdosa. Palestine
pun terpaksa meberanikan diri ikut dengan seorang tentara Israel bernama
Hebrew, tentara yang bahkan pernah menembak dadanya hinnga ia koma cukup lama.
Dengan luka tembakan yang masih
jelas membekas dan belum sembuh, ia dibawa ke Jerusalem dan dijanjikan akan
bertemu dengan ayahnya yang diketahui ditahan di penjara Maskobbeyan,
Jerusalem. Ternyata dipertemukan dengan ayahnya, ia malah ditelantarkan di
Jerusalem. Meskipun masih belum bisa bertemu ayahnya, ia tetap mengirimkan
surat kepada ayahnya, entah bagaimanapun caranya.
Setahun lebih susah, penderitaan
Palestine semakin lama samakin merajalela setelah bibinya tewas disiksa dan
dipasung di penjara oleh tentara Israel. Bertambah pula setelah 31 Mei 2010,
ayah Palestine, Yahded Haidar yang merupakan ‘singa’ pasukan Hamas, namun
hatinya selalu luluh saat disebut-sebut keluarganya itu meninggal di penjara
Maskobbeyan, Jarusalem setelah tentara Israel melepaskan anjing-anjing liar
kedalam sel tahanan Yahded. Ia pun tewas dimakan oleh anjing-anjing kelapan
yang memang sengaja sudah 3 hari tidak diberi makan. Sadangkan pada hari yang
sama, Palestine terkulai lemas dan terbujur kaku di kamp pengungsian Jabaliyah,
Gaza. Gadis kecil itu, gadis pejuang intifadah
yang selalu membawa batu di dalam sakunya lalu melemparkannya sambil
berkata ‘Laknat untuk Israel’ kini telah tiada.
Novel ini merupakan novel yang sangat menarik, penuh dengan kisah
kesedihan dan dapat membuat air mata dan membuat kita terhanyut saat
membacanya. Membari pesan amanat agar kita tetap sabar, tabah, dan pantang menyerah
terhadap segala cobaan yang mendera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar